Perjuangan Naik Haji – Menunaikan ibadah ke Tanah suci atau biasa dikenal dengan naik haji ialah sesuatu hal yang diinginkan oleh setiap Muslim. Siapa sih yang tidak ingin melaksanakan rukun iman yang terakhir ini? Pasti semua orang ingin pergi ke sana. Di sisi lain naik haji bukanlah suatu perkara yang mudah. Mengingat ibadah ini hanya dilaksanakan pada musim tertentu dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tak jarang, jamaah haji yang terkadang hanya disesaki oleh mereka yang memiliki banyak tumpukan uang. Namun, banyak juga di antara mereka yang berjuang dengan sungguh-sungguh hanya untuk bisa menunaikan rukun Islam yang kelima tersebut.

Perjuangan Naik Haji Dengan Kesungguhan Hati

Setiap Muslim tentu saja memiliki harapan besar dengan apa yang telah diperjuangkannya, banyak perjuangan naik haji yang dilakukan oleh mereka agar niatnya ke Baitullah dapat terlaksana dengan baik dan sempurna. Banyak dari mereka yang mati-matian demi untuk mewujudkan imipiannya itu. Mereka menyisihkan rupiah sedikit demi sedikit karena memang tidak memiliki materi yang berlebih, kisah-kisah mereka tentu akan menggentarkan hati. 

Kembali lagi bahwa seberat apapun perjuangan naik haji yang dilakukan, tetap saja semuanya atas izin Allah SWT. Banyak orang di luar sana yang sudah memiliki banyak harta namun belum bisa melaksanakan ibadah haji. Ada juga yang justru tidak memiliki banyak uang, hidupnya masih banyak kekurangan, untuk makan saja sulit sekali tapi Allah takdirkan naik haji. Selain atas izin Allah, biaya pun sangat penting. 

Melalui beraneka ragam cara, mereka mengumpulkan uang agar biaya naik haji yang kian melambung tinggi itu dapat tercukupi. Bahkan, sebagian dari mereka harus berjuang dengan cara menabung hingga pulung tahun. Dan semua hasil keringatnya itu terbayar saat mereka berhasil menapakkan kaki di Tanah suci. Ada beberapa cerita perjuangan naik haji dari berbagai daerah yang menyentu hati kita semua, baik dari dalam maupun dari luar negeri yang dapat dijadikan inspirasi kita semua sebagai sesama umat Muslim.

1.Tabungan Sejak Zaman Perang
Kenginan besar untuk bisa naik haji selalu terbesit di benak kakek Ambari sejak tahun 1949 dengan cara menggunakan celengan. Terkadang, celengan tersebut harus terpaksa disembunyikan di dalam tanah agar tidak dapat dirampas oleh para penjajah.

Sayangnya, seiring dengan berjalannya waktu, bentuk fisik mata uanh rupiah juga akan terus mengalami perubahan. Tidak hanya itu saja, nilai rupiah akan terus mengalami penurunan atau inflasi. Kondisi yang seperti inilah yang menyulitkan Kakek Ambari lantaran uang-uang yang telah dikumpukan olehnya sudah tidak berlaku lagi serta bernilai kecil.

Namun, ibadah haji merupakan undangan khusus dari sang Khalik, uang-uang kuno yang telah dikumpulkan kakek Ambari akhirnya laku dijual kepada para kolektor, dan bahkan dihargai dengan harga yang cukup tinggi. Di usinya kakek Ambari yang ke-90 tahun, Dia pun pada akhirnya berhasil mewujudkan mimpi untuk menunaikan ibadah haji.

2.Kisah Tukang Tambal Ban di Solo
Menjadi seorang tukang tambal ban terkadang pekerjaan yang dipandang sebelah mata. Tidaklah mudah menjadi seorang tukang tambal ban memang harus bermodal kesabaran. Selain pendapatan yang tak menentu dan tidak besar, profesi tersebut juga tidak banyak diminati orang-orang karena uang yang diperoleh pada umumnya tidak banyak. Akan tetapi siapa sangka, dari pekerjaan inilah, seorang tukang tambal ban pun ternyata bisa naik haji.

Hal itulah yang benar terjadi pada Surapto, seoraang tukang tambal ban di Solo. Atas perjuangannya menjadi seorang tukang tambal ban yang bekerja pagi hingga malam, serta ketekunannya dalam mengumpulkan uang sebanyak lima ribu rupiah selama bertahun-tahun, Suparto pada akhirnya atas izin Allah juga dia bisa berangkat ke Tanah suci.

3.Jalan Kaki dari Bosnia
Kisah unik naik haji yang telah dialami oleh Senad Hadjic, yang melakuka perjalanan mulai dari Bosnia hingga ke Arab Saudi hanya dengan berjalan kaki. Setelah menempuh perjalanan yang jauh dan membutuhkan waktu yang sangat lama hingga 8,5 bulan dengan melalui 7 negara dengan musim dan cuaca yang berubah-ubah, namun akihirnya sampailah pesiarah muslim tersebut di Arab Saudi.

Ketika dia melewati berbagai negara, Senad Hadjic memperoleh banyak kajadian yang tak terduga, mulai dari berbagai kesulitan hingga bantu-bantuan dari para penduduk sekitar. Dan dari situlah pada ahirnya Senad Hadjic merasa sangat bersyukur sekali atas perjalanannya dalam menunaikan ibadah haji memberikan banyak pelajaran yang telah membuatnya menjadi seorang Muslim yang lebih baik dari sebelumya.

4.Bersepeda untuk Naik Haji
Menunaikan rukum Islam yag kelima ini sebaiknya dilakukan pada saat kondisi tubuh yang masih kuat dan prima. Itulah mengapa tidak sedikit orang yang memilih untuk melaksanakan ibadah haji di usianya yang masih tergolong muda. Sayangnya, diantara mereka seringkali merasa kesulitan untuk mengumpulkan dana haji di usia muda sehingga mereka lebih memilih untuk berhaji saat usia sudah tua.

Meski demikian, hal tersebut ternyata tidak berlaku pada Salim Moumou. Baginya, mengenai biaya bukanlah sebuah alasan bagi seseorang untuk tidak melaksanakan rukun Islam kelima itu. Dengan tekad yang kuat dan keberaniannya dalam mengendarai sepeda dari Prancis ke Arab Saudi, pemuda ini masih serusia 25 tahun tersebut pada akhirnya sampai  kota Makkah dan melaksanakan  ibadah haji ke Tanah suci.

Dengan kesungguhan hati dan keberanian diri, siapa pun bisa berangkat ke Tanah suci. semoga saja dari kisah unik perjuangan naik haji dapat menginspirasi dn memicu kita untuk menguatkan diri dan usaha yang sungguh-sungguh hingga dapat membuhi panggilan-Nya ke Baitullah. Kisah tersebut berawal dari optimis, kerja keras dan berusaha tanpa kenal putus asa. Perjungan mereka patut dijadikan contoh untuk kita sebagai umat muslim. Tidak ada sesuatu yang dikatakan mustahil.