Bus Shalawat Beroperasi, Seiring waktu dengan adanya peningkatan jumlah jamaah haji Indonesia yang tiba di Madinah, dengan menggunakan penginapan hotel di sekitar Masjid Nabawi pun semakin penuh. Akibatnya, ada beberapa jemaah yang ditempatkan lebih dari 600 meter dari Masjid Nabawi. Maka dengan ini, sebagai bentuk terobosan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) meluncurkan beberapa bus shalawat untuk jamaah yang akan melaksanakan shalat arbain di Masjid Nabawi. Keberadaan bus shalawat ini merupakan untuk pertama kalinya pada tahun ini di Madinah. Sebelumnya, keberadaan bus shalawat ini hanya tersedia di Makkah saja.

Bus Shalawat Beroperasi di Madinah Untuk Pertama Kalinya
Bus Shalawat beroperasi untuk pertama kalinya di Madinah pada tanggal 4 Agustus dan berakhir pada 13 Agustus. Dengan jumlah bus Sebanyak 11 bus yang akan melayani para jamaah.

Kepala Daerah Kerja Madinah yakni Amin Handoyo menuturkan bahwa bus sholawat beroperasi dalam dua jalur. Untuk jalur pertama, akan di mulai dari pusat perbelanjaan Top Ten sampai putaran Malik Fahd. Lalu, jamaah akan berjalan kaki 500 meter lagi untuk menuju Pintu 21 Masjid Nabawi. Sedangkan untuk jalur kedua mulai dari depan Hotel Aliya sampai Pintu 8 Masjid Nabawi.

Bus shalawat akan terus berputar di jalur-jalur tersebut dan akan beroperasi tiga jam sebelum dan sesudah waktu shalat, yakni pada pukul 02.00-08.00 dan pukul 10.00 hingga 23.00. Waktu beroperasi yang sudah ditetapkan ini berbeda dengan Makkah yang siap melayani selama 24 jam.

Amin juga mengungkapkan, bahwa ada sebanyak 1.213 jamaah yang akan menginap di hotel yang berjarak lebih dari 600 meter dari Nabawi. Jamaah haji akan tinggal di 17 hotel. "Bus ini disediakan oleh pihak hotel sehingga tidak ditempel stiker," tutur Amin saat orientasi jalur bus bagi petugas.

Dari Kepala Seksi Transportasi yakni Iskandar Noor turut menambahkan, bahwa bus yang digunakan ini adalah jenis coaster dengan kapasitas tempat duduk 25. Dia menjelaskan, satu petugas ditempatkan di empat titik.

Karena sangat tidak mungkin dengan membuat pos permanen, petugas yang berjaga pun dibekali dengan payung. "Petugas tersebut juga akan menggunakan bravo untuk memanggil bus di titik yang tidak mungkin bisa parkir," katanya.